Cinta · Kontemplasi

Partner

Semenjak menikah, entah kenapa jadi selalu kehabisan kata-kata untuk nulis, apalagi tentang cinta. Berkebalikan dengan teman-teman yang semenjak nikah menjadi semakin aktif menulis dan mungkin semakin banyak ide.

Dulu, waktu belum nikah, saya punya segudang kosakata indah yang bisa dirangkai menjadi sebuah prosa. Entah kenapa, sekarang kosakata tersebut malah cuma berputar-putar di kepala. Melingkari hati yang selalu berubah warnanya. Mungkin “kata-kata” sementara lupa, bagaimana terangkai agar terlihat manis menjadi sebuah cerita.

Kali ini saya memaksa mereka mulai bergandengan tangan menceritakan apa yang saya rasa.

Continue reading “Partner”

Cinta · Kontemplasi

Mencintaimu Tanpa Opening

Berbeda dari tulisan Mencintaimu Butuh Opening. Kali ini aku rasa, tanpa ada permulaan apapun, aku sudah jatuh cinta denganmu seutuhnya, dengan seluruh hidupku.

Sebelum kau hadir, memang aku sangat menginginkan teman yang bisa mendampingiku kemanapun aku pergi. Dan akhirnya kau datang dengan sejuta cerita. Tanpa permisi, kau buat aku tergila-gila denganmu, yang selalu bisa membaca hati dan pikiranku, menemani kemanapun aku aku melangkah. Continue reading “Mencintaimu Tanpa Opening”

Kontemplasi · Renungan

Ketia Ia Menyapa

Ketika aku yang selalu berbuat dosa
Selalu berharap dan terus meminta
Enggan henti walau sementara
Sampai akhirnya lelah tiba menyapa

Saat itu Allah ajak aku berbicara
Bahwa Dia masih selalu sayang
Walau belum terkabul doa-doa
Bukan berarti Ia tak mendengar

Allah hanya ingin aku menyadari
Bahwa Dia akan selalu memberi
Apa-apa yang aku butuh, bukan yang aku suka
Walau itu tak pernah ku sebut dalam doa

Semoga Allah selalu mengampuni
Aku Si Pendosa Tanpa Nota
Yang seakan tak tahu diri
Terus-terusan berdoa dan meminta.