Artikel · Cerita-cerita · Ibu

My Beloved Teacher

This is my beloved teacher-guru kesayanganku. Lebih tepatnya adalah guru kesayangan kami. Namanya Imas Ida Farida. Pertama kali aku mengenalnya sebagai seorang guru adalah pada saat aku duduk di kelas 3 SD. Yaah benar sekolah dasar. Dia benar-benar menjadi orang tuaku di sekolah. Entah kenapa, aku memang menganggapnya orang tuaku sendiri.

Saat itu, ada penyuluhan kesehatan di sekolah dasarku. Setiap murid harus disuntik. WHAT ? disuntik ? kenapa harus disuntik. Karena aku masih kecil saat itu dan aku takut sekali dengan jarum suntik, yeah alhasil aku kejar-kejaran dulu sama dokternya. Akhirnya terakhir aku jatuh dipelukan Ibu. Langsung aku memeluk ibu sekencang-kencangnya dan menangis sejadi-jadinya #lebay. Ibu bilang “nggak sakit kok. Dea tenang aja. Kan ada Ibu disini.” Ibu langsung memelukku, menenangkanku. Dan akhirnya aku disuntik juga. Nggak sakit loh kawan-kawan..hehe

Lalu pada saat aku duduk di kelas 5. Aku mengikuti berbagai lomba yang mewakili sekolahku. Aku tidak sendirian, dengan beberapa temanku. Sekali pernah, waktu mau lomba mata pelajaran SD. Pagi-pagi ibu mencariku dan temanku, ternyata dia mau memeberiakan segelas air putih yang katanya-udah ibu doain biar kalian sukses- dan beberapa alat tulis seperti jangka, busur, penggaris, pensil dan lainnya. Sungguh baik Ibu ini. Kenapa harus ibu yang menyiapkan semuanya ? makasih ibu…

Suatu hari aku dan tean-temanku mewakili sekolah untuk ikut lomba di tingka kota. Yaa, kotaku tercinta kota Bekasi. Menjelang hari H. aku dan temanku selalu datang ke rumah Ibu untuk berlatih-sebelum lomba. Setiap kami selesai berlatih, kebiasaan kami adalah curhat dan kemudian aku dan temanku dikasih uang Rp 5000,-. Buat kami pada saat itu, uang sebesar lima ribu rupiah sangatlah besar. Ibu benar-benar seperti mamahku sendiri. Aku sering curhat sama ibu. Dan pada saatnya tiba, aku dan teman-temanku memenangkan perlombaan dan aku berikan semua ini untuk ibu guru tersayangku. Makasih bu..

Hingga pada suatu saat aku ada di penghujung sekolah dasar. Kelulusan. Ya, perpisahan tiba, aku sedih karna harus berpisah dengan guruku tercinta. Tapi kami harus tau, kalau perjalanan kami masih panjang. Dan ibu bangga pada kami-aku dan temanku-kalau kita diterima di smp yang bagus. Walaupun aku sudah smp, tapi aku dan teman-temanku sering datang ke sekolah untuk bertemu dengan Ibu. Ibu sangat senang mendengar kabar bahwa murid-muridnya yang sekarang di smp mendapat peringkat yang teratas di sekolah yang berbeda-beda. Ini semua berkat ibu. Makasih bu..

Sekarang aku sudah SMA. Aku mendengar kabar bahwa Ibu akan pergi ke Cirebon-kota yang cukup jauh dari Bekasi. Katanya dia akan mengajar di SD Cirebon. Pada hari itu juga, aku, Tika, Naufal, Harry, dan Hasan langsung capcus ke rumah Ibu untuk mengucapkan selamat jalan. Kami bercerita banyak. Dan ternyata Ibu menyimpan foto-foto saat SD dulu. Aku sedih. Tidak. Lebih tepatnya terharu. Kemudian pada saat kami ingin pulang, Ibu memeluk kami satu persatu. Pelukan yang dulu, aku masih ingat. Sama persis. Kali ini aku sungguh bersedih karena kami sudah berjauhan. Maafkan aku atas semua kesalahanku dan kenakalanku, Bu. Maaf kalau aku suka mengecewakanmu. Hanya satu kata yang ingin aku ucapkan. “TERIMA KASIH”. Terima kasih atas semuaaaaa yang pernah ibu berikan padaku, pada kami. Kami bangga mempunyai guru seperti Ibu. Selamat jalan Bu. Semoga Ibu sukses. Aku Sayang Ibu.

2 thoughts on “My Beloved Teacher

Leave a comment